Komunikasi manusia di dalam air kini memungkinkan untuk dilakukan akibat penelitian salah satu pengajar di ITS
Penelitian itu diungkapkan dalam sidang terbuka doktor Jurusan Teknik Elektro ITS oleh Tri Budi Santoso pada Selasa (30/8). Melalui disertasinya yang berjudul Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik Bawah Air Untuk Lingkungan Dangkal Tropis, ia membuka cakrawala pengetahuan baru yang diakui dunia internasional.
Dalam disertasinya, Tri meneliti perilaku suara di perairan dangkal, seperti halnya di Indonesia. Kemudian diperolehnya sinyal akustik yang dapat mengkomunikasikan manusia seperti binatang laut. “Alat ini adalah solusi alternatif ketika alat komunikasi darat tidak bisa digunakan di perairan,” kata Tri.
Diakuinya, penelitian awalan seperti ini cukup sulit dilakukan karena berbagai keterbatasan. “Masih sedikit orang yang berkecimpung di bidang ini dan sedikit sekali peralatan elektronik akustik bawah air,” ungkapnya. Karena hal itu, ia mengaku harus bersabar dan tetap semangat dalam meneliti selama enam tahun.
Alat yang ia ciptakan ini baru dapat menjangkau radius beberapa ratus meter. “Sebenarnya bisa skala kilometer, tapi alatnya ini mahal sekali,” ucapnya. Untuk mendapatkan hal-hal yang dibutuhkannya, ia mengaku sangat terbantu oleh dosen pembimbingnya,
Sidang terbuka doktor ini diadakan di Gedung AJ Jurusan Teknik Elektro ITS dan dihadiri oleh ratusan penonton. Melalui penelitian ini, Tri resmi menyandang gelar doktor dan lulus dengan predikat sangat memuaskan. (yan/pus)
Kelangkaan kayu sebagai material pembuatan kapal mengakibatkan kelangsungan industri kecil menengah (IKM) galangan kapal berbahan kayu menjadi tidak menentu.
Badan Pengembangan dan Pengelolaan Usaha (BPPU) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Lintasarta menjalin kerjasama dengan membuat Co-Working
Apabila terdapat ratusan bumi seperti yang kita tinggali saat ini dijajarkan, maka hanya akan membentuk diameter matahari. Sedangkan dalam